Medanternak – Banyak yang menyebut Padang Mengatas atau Padang Mangateh sebagai New Zealandnya Indonesia. Hal tersebut memang beralasan. Tidak saja nuansa peternakan sapi seperti di luar negeri yang dirasakan, tetapi pesona alam di kawasan peternakan Padang Mengatas itu sungguh luar biasa.
Perpaduan peternakan, wisata dan anugrah alam terangkul sekaligus di wilayah yang dikelola BPTUHPT Padang Mengatas yang terletak di Nagari Mungo, Kecamatan Luak, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.
Surga Peternakan Sapi Padang Mengatas
Padang Mengatas terletak tidak jauh dari Kota Payakumbuh, Sumbar atau lk 3 km dari objek wisata Batang Tabik. Saat memasuki gerbang kawasan perternakan Padang Mengatas, suasana tenang, udara sejuk dan dan hijaunya dedaunan amat menentramkan hati.
Meskipun kawasan ini bukan dibangun sebagai objek wisata, tetapi lokasi dan lingkungan peternakan sapi ini secara tidak langsung terbentuk sebagai destinasi wisata dengan daya tariknya yang khas.
Beberapa waktu lalu kawasan ini sempat tertutup, dikarenakan sewaktu masih dibuka untuk umum, banyak sampah berserakan yang mengotori lingkungannya. Oleh karena itu pengunjung hendaknya bisa menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Pesona Padang Mengatas tidak diragukan lagi, pemandangan di sini mampu mengundang decak kagum dari para pengunjung.
Areal peternakan Padang Mengatas lk 280 Ha, yang terdiri dari 268 Ha kebun rumput dan pasture, 12 Ha untuk kandang, kantor, perumahan dan jalan lingkungan dengan status tanah merupakan milik negara dengan bukti Erpacht Vervonding No.202 & 207.
Wilayah ratusan hektar itu topografinya bergelombang dan berbukit landai dengan ketinggian 700 M – 900 M dari permukaan laut. Tentulah dapat dibayangkan eloknya lukisan alam di tempat yang beriklim tropis ini. Temperatur di lokasi berkisar antara 18ºC – 28ºC ( 23 ºC), dengan kelembaban 70% serta curah hujan 1800 mm/tahun.
Menyusuri Surga Peternakan Sapi
Setelah mendapat izin dan mengisi buku tamu pada pos keamanan di gerbang kawasan peternakan sapi, kru medanternak memulai perjalanan pada jalur yang bagus dan tertata dengan apik.
Perjalanan terasa menyenangkan, di kiri kanannya sudah terlihat rerumputan hijau. Tidak berapa lama kemudian kita akan tiba dikomplek perkantoran yang juga tertata rapi. Di sekitar komplek perkantoran itu pengujung pun bisa melihat sejumlah sapi di beberapa kandang yang ada di sana.
Untuk melihat sapi-sapi yang tengah makan di padang rumput yang luas, ada dua jalur jalan yang bisa ditempuh. Selain rapi dan lebar, jalan-jalan bagus yang membentang dan membelah padang rumput itu menambah keelokan lokasi peternakan ini.
Sangking luasnya, rasanya kaki kita tidak akan mampu menjelajahinya. Menyusuri jalan-jalan yang mengitari hamparan padang rumput dimana sapi-sapi dilepas bebas bak peternakan besar di luar negeri.
Sungguh pemandangan yang luar biasa. Paduan padang rumput yang membentang luas membuka cakrawala sampai jauh ke jejeran bukit dan perkampungan. Di sisi lain, Gunung Sago berdiri gagah seolah mengawasi wilayah yang menjadi pusat pelatihan dan pengembangan peternakan di Indonesia.
Sejarah Padang Mengatas
Dari sejarahnya secara singkat kawasan peternakan sapi Padang Mengatas pertama kali didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda (1916) dan Pada zaman Revolusi Kemerdekaan (1945 –1949) kegiatannya terhenti.
Pada tahun 1950 oleh Wakil Presiden Dr. Moh. Hatta dipugar kembali dan tahun 1951 – 1953 dijadikan sebagai Stasiun Peternakan Pemerintah dan diberi nama Induk Taman Ternak (ITT) Padang Mengatas dan merupakan pusat peternakan terbesar di Asia Tenggara.
Zaman pergolakan PRRI, lokasi ITT Padang Mengatas dijadikan sebagai basis pertahanan PRRI. Tahun 1961 Pemda Sumbar kembali membenahi tempat ini. Kemudian tahun 1973 –1974 Pemerintah Jerman mengadakan kajian di ITT Padang dan setelah itu dilakukan kerjasama pembangunan kembali ITT Padang.
Baca juga: Inovasi Pakan Ternak Dari Limbah Sayuran Pasar Tradisional Yang sederhana.
Pemerintah RI & Jerman melalui proyek Agriculture Development Project (ADP ) dan tahun 1978 Proyek ADP menyerahkan kepada Departemen Pertanian dengan nama Balai Pembibitan Ternak – Hijauan Makanan Ternak (BPT – HMT) Padang Mengatas dengan wilayah kerja 3 provinsi (SumBar, Riau dan Jambi).
Sejak tahun 1985 seluruh pengelolaan diambil alih oleh pemerintah pusat dan berubah nama menjadi Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) Sapi Potong Padang Mengatas dengan wilayah kerja meliputi seluruh provinsi di Indonesia.
Rasanya ingin sekali bisa berlama-lama berada di kawasan peternakan ini. Selain alam hijau yang menyejukan mata, pesona alamnya yang luar biasa mungkin sulit ditemukan ditempat yang lain. Saat cuaca cerah, kita bisa menyusuri jalan mendaki sampai ke puncak peternakan. Mata pengunjung akan disuguhi lukisan alam yang eksotis.
Hamparan padang rumput yang luas dengan sejumlah kawanan sapi yang sedang merumput menjadi pusat perhatian para pengunjung. Mengagumkan! mungkin itulah kata yang tepat untuk melukiskan kawasan peternakan sapi ini.