Medanternak – Sejak puluhan tahun yang lalu negara kita memilih sapi bakalan dari negeri kanguru untuk memenuhi kebutuhan daging Nusantara. Permintaan akan daging sapi kian hari makin meningkat, terutama dari kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Lampung, dan Medan.
Daging sapi yang beredar di pasaran kebanyakan berasal dari pemotongan sapi hasil penggemukan para feedloter di tanah air, dimana bakalan sapi tersebut diimport dari Australia.
Alasan Indonesia Bergantung Sapi Bakalan Import Dari Australia
Mengutip dari Kompas, “Joni Liano sebagai Direktur Eksekutif Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo) mengatakan bahwa, Indonesia masih belum bisa lepas dari ketergantungan akan sapi impor dari Australia”.
Salah satu alasan mengapa Indonesia masih bergantung sapi bakalan import dari Australia adalah waktu perjalanan. Memang masih ada negara lain yang memiliki stok bakalan sapi yang cukup banyak seperti Argentinda dan Meksiko. Namun berdasarkan perhitungan dan kalkulasi para pelaku usaha penggemukan sapi tidak menguntungkan mereka karena susutnya banyak.
Peternakan sapi di negri kanguru ini sebagian besar berada di wilayah utara. Dimana lokasi tersebut sangat strategis dan dekat dengan negara kita. Sarana dan Infrastuktur mereka juga sangat lengkap, mulai dari truk gandeng sampai kapal cargo khusus untuk memuat sapi semuanya tersedia.
Dari sana mereka dengan mudah menjangkau pelabuhan-pelabuhan besar di tanah air seperti pelabuhan Bakauheni di Lampung, pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, pelabuhan Belawan di Medan dan pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya.
Dengan dekatnya posisi letak geografis Australia ini hanya membutuhkan waktu 7 hari perjalanan laut untuk mengirimkan sapi ke Indonesia. Sedangkan kalau dari Meksiko dan Argentina diperlukan waktu kurang lebih 1 bulan. Lamanya perjalanan ini akan sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya penyusutan bobot sapi saat tiba nanti.
Lalu kenapa tidak membeli bakalan sapi dari peternak di Indonesia?
Sampai saat ini masih belum ada peternakan khusus breeding sapi dalam skala besar di negara kita. Mengumpulkan bakalan sapi yang memenuhi ukurannya berat sekitar 300 – 400 Kg/ekor dalam jumlah besar mustahil untuk dilakukan.
Hal ini berbeda apabila memesan dari Australia, mereka mampu menyediakan sapi dengan ukuran yang seragam dalam jumlah besar, makanya kita terpaksa harus import sapi dari mereka.
Kuota Eksport Sapi Australia Menurun, Harga Bakalan Sapi Semakin Mahal
Data yang berhasil dihimpun oleh Gapuspindo mengatakan bahwa Australia menurunkan jumlah ekspor bakalan sapinya. Dari yang semula 1,3 juta ekor pada tahun 2019 turun hingga 900.000 ekor pada tahun 2020. Dimana negara kita menyerap 60 persen dari total jumlah sapi yang dikeluarkan oleh Australia.
Menurut Joni Liano, permintaan pasokan sapi ke Indonesia dinilai masih tetap tinggi, walaupun terjadinya pengurangan jumlah bakalan sapi asal Australia.
Trend penurunan jumlah eksport sapi Australia ini disebabkan karena adanya kegiatan peningkatan jumlah populasi indukan yang dilakukan oleh para peternak di sana. Dimana hal ini otomatis berpengaruh terhadap kuota sapi yang dijual ke luar negeri, termasuk Indonesia.
Dengan adanya kejadian tersebut berimbas pula pada harga bakalan sapi yang mengalami kenaikan signifikan. Meningkatnya permintaan dari negara lain seperti Thailand, Vietnam dan China ini mengakibatkan harga bakalan sapi mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Baca juga: Daya Tarik Peternakan Sapi Laisy Dairy Farm Cocok Buat Foto Instagram.
Indonesia juga pernah mencoba import daging kerbau dari negara India. Walaupun begitu, masuknya daging kerbau tersebut tidak berpengaruh terhadap harga daging di pasar tanah air.
Sebab daging beku yang diimport tidak ada bagian sapi lainnya seperti jeroan, tulang iga, kepala, dan lain-lain, padahal itu semua juga dibutuhkan oleh masyaratakat kita. Oleh karena itu negara kita tetap melakukan import secara besar-besaran dari Australia.
Bisa dipastikan bahwa harga daging akan terus mengalami kelangkaan dan kenaikan pada saat menjelang masa hari raya Idul Adha dan Ramadhan nanti. Karena saat ini masih belum ada pasokan bakalan-bakalan sapi dari luar negeri ke kandang feedloter di tanah air.
Padahal masa penggemukan memerlukan waktu paling sedikit 100 hari. Tahun ini harga rendang sapi di warung nasi padang alamat bakal ikut naik juga, saatnya beralih mengkonsumsi daging kambing.