Cara Menghitung Berat Sapi: Panduan Lengkap dan Praktis

Medanternak – menghitung berat sapi adalah langkah krusial dalam industri peternakan, karena berat tubuh lembu ini tidak hanya mempengaruhi nilai jualnya tetapi juga menentukan estimasi produksi daging yang dapat dihasilkan. Meskipun penimbangan langsung adalah cara paling akurat, ada teknik perkiraan yang dapat digunakan saat kondisi darurat dimana tidak tersedianya alat timbang.

Cara Menghitung Berat Sapi:

Cara Menghitung Berat Sapi

Mengetahui berat sapi secara tepat adalah informasi yang penting bagi peternak dan pembeli. Dalam artikel ini, kita akan membahas 2 metode yang dikutip dari Polbangtan Malang. Kedua metode penafsiran inilah yang umum digunakan oleh para agen lembu/blantik di lapangan. Silahkan anda simak dan membandingkan kelebihan serta kekurangannya masing-masing.

Teori Schoorl

Metode pertama yang dapat digunakan untuk menghitung berat sapi adalah Teori Schoorl. Metode ini didasarkan pada pengukuran lingkar dada sapi. Berikut langkah-langkahnya:

  • Langkah 1: Ukur lingkar dada sapi menggunakan meteran, hasilnya dalam satuan sentimeter (cm).
  • Langkah 2: Gunakan rumus berikut untuk menghitung perkiraan bobot sapi:

    Bobot perkiraan (kg)=(LD+22)2/100

    Di mana LD adalah lingkar dada dalam satuan sentimeter.

Metode ini menawarkan perkiraan yang cukup akurat dengan tingkat kesalahan yang rendah, asalkan pengukuran lingkar dada dilakukan dengan teliti.

Teori Scheiffer

Metode kedua adalah Teori Scheiffer, yang mengkombinasikan pengukuran lingkar dada dengan panjang tubuh sapi untuk menghitung beratnya. Berikut langkah-langkahnya:

  • Langkah 1: Ukur lingkar dada dan panjang tubuh sapi menggunakan meteran, kedua hasilnya dalam satuan sentimeter (cm).
  • Langkah 2: Gunakan rumus berikut untuk menghitung perkiraan bobot sapi:

    Bobot perkiraan (kg)=(LD+22)2/100

    Di mana LD adalah lingkar dada dalam satuan sentimeter, dan panjang tubuh adalah panjang tubuh sapi dalam satuan sentimeter.

Metode ini dianggap lebih akurat dibandingkan dengan Teori Schoorl karena menggunakan lebih banyak informasi tentang morfologi sapi.

Perbandingan Keakuratan dan Pemilihan Metode

Dalam beberapa penelitian, Teori Scheiffer telah terbukti memberikan perkiraan bobot sapi dengan tingkat kesalahan di bawah 10%. Namun, ketersediaan data yang akurat seperti lingkar dada dan panjang tubuh sapi menjadi faktor penentu dalam keberhasilan penggunaan metode ini.

Kesimpulan

Meskipun penimbangan langsung tetap menjadi standar emas untuk mengukur berat sapi, Teori Schoorl dan Teori Scheiffer merupakan alternatif yang efektif ketika menjumpai situasi dimana tidak tersedianya alat timbang. Penggunaan metode ini memerlukan pengukuran yang teliti dan pemahaman yang baik tentang rumus yang digunakan untuk mendapatkan hasil yang akurat.

Dengan mengikuti metode yang disebutkan di atas, kita dapat menghitung perkiraan berat sapi dengan lebih akurat. Hal ini akan sangat mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik dalam manajemen peternakan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *