Medanternak – Ayam Merawang adalah salah satu dari 32 rumpun ayam lokal (ecotype) Indonesia yang berasal spesies Gallus-gallus, family Phasianidae. Tetua ayam ini pertama kali masuk ke Kepulauan Bangka Belitung dibawa oleh para pekerja penambang timah yang berasal dari daratan Tiongkok ke Indonesia pada masa penjajahan Belanda sekitar 300 tahun lalu. Dengan seiring berjalannya waktu, ayam yang nenek moyangnya berasal dari China ini sudah beradaptasi dengan daerah setempat sehingga ayam tersebut telah menjadi ayam lokal yang berasal dari Desa Merawang Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka, Propinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Karakteristik dan Ciri-Ciri Ayam Merawang
Sifat Kualitatif:
- Warna bulu : dominan cokelat, merah dan kuning keemasan, dengan bagian sayap dan ekor hitam.
- Kepala : lonjong.
- Jengger : jengger tunggal merah dan bergerigi dengan jumlah 5-9.
- Pial : ganda merah.
- Paruh : kuning, panjang dan agak melengkung.
- Badan :
- Jantan: besar dan tegap, punggung agak panjang, bentuk dada lurus mengikuti garis leher, dan sayap rapat dengan sisi badan, sementara perut agak dalam dan lebar dan berbentuk segitiga.
- Betina: lebih kecil dan kompak.
- Kaki : berwarna kuning, spesifik lagi pada kaki terdapat warna merah yang membayang.
- Kulit dan daging : berserat, tidak liat serta berwarna kuning dan putih kemerahan.
Sifat Kuantitatif:
- Bobot badan :
- Jantan: 2-3 kg.
- Betina: 2-2,5 kg.
- Bobot telur : 38-45 gram.
- Produksi telur : 150 butir/tahun.
- Konsumsi pakan : Dewasa, 93,3±2,1 gram/ekor/hari.
- Kepala :
- Jantan: panjang 7,3±0,2 cm, tinggi 5,1±0,2 cm.
- Betina: panjang 6,4±0,2 cm, tinggi 4,6±0,2 cm.
- Jengger :
- Jantan: panjang 11,5±0,5 cm tinggi 3±0,1 cm.
- Betina: panjang 6,5±0,2 cm, tinggi 2,3 ± 0,7 cm.
- Paruh :
- Jantan: panjang 4,2±0,2 cm, lebar 1,5±0,1 cm.
- Betina: panjang 3,7±0,3 cm, lebar 1,4±0,1 cm.
- Dada :
- Jantan: panjang 11,8±0,7 cm, lingkar dada 33,8±2,2 cm.
- Betina: panjang 11,7±1,7 cm, lingkar dada 31±1,2 cm.
Sifat Reproduksi:
- Umur dewasa kelamin : 6±1 bulan.
- Umur mulai bertelur : 5,5±0,3 bulan
Kelebihan dan Keunggulan Ayam Merawang
Ayam Merawang memiliki berbagai keunggulan seperti:
- Memiliki pertumbuhan yang relatif tinggi.
- Bobot badan ayam yang cukup bongsor dengan kualitas daging yang baik.
- Produksi telur tinggi yang dapat mencapai 150 butir/ekor/thn.
- Memiliki daya tahan tubuh yang baik.
Dilihat dari informasi di atas tadi berdasarkan berbagai keunggulannga, maka Ayam Merawang mempunyai potensi yang tinggi untuk dikembangkan sebagai ayam dwiguna penghasil telur dan daging. Ayam ini mempunyai keunggulan komperatif bila dibandingkan ayam kampung biasa. Corak telur ayam merawang mirip seperti halnya telur ayam kampung dengan 2 jenis warna kerabang yaitu putih dan cream. Produksi telurnya lebih tinggi rata-rata mencapai 150/butir/ekor/tahun, sedangkan ayam kampung hanya 127 butir/ekor/tahun. Bobot badan ayam Merawang betina berkisar 2-2,5 kg/ekor dan bobot badan ayam Merawang jantan berkisar antara 2-3 kg/ekor.
Disisi lain jenis, ayam ini memiliki nilai estetika yang tinggi, khususnya untuk masyarakat Tionghoa yang masih mayoritas di Kepulauan Bangka Belitung yang memiliki tradisi upacara keagamaan yang terjadi empat kali dalam setahun.
Apabila dipelihara secara intensif ayam Merawang betina bertelur pertama kali pada umur 5,5 bulan dengan bobot telur berkisar antara 38-45 g dan produksi telur dapat mencapai 150 butir/ekor/tahun. Pertumbuhan ayam Merawang tergolong relatif cepat, berat tubuh ayam jantan dapat mencapai 2,0-3,0 kg per ekor pada umur 9-12 bulan. Keunggulan lainnya adalah lemak yang rendah dibanding unggas lain dan nilai gizi telur yang cukup baik.
Secara fisik ayam jantan ini tidak jauh berbeda dengan ayam betinanya. Ayam jantan dan betina mempunyai jengger tunggal berwana merah bergerigi dengan jumlah 5-9 gerigi. Kepala lonjong dengan paruh berwarna kuning, cukup panjang dan agak melengkung serta pial ganda berwarna merah. Postur tubuh jantan lebih besar dan tegap, punggung agak panjang, bentuk dada lurus mengikuti garis leher dan sayap rapat dengan sisi badan. Sedangkan bentuk betina lebih kecil dan kompak yang menunjukkan ciri sebagai petelur produktif dan pedaging yang baik. Kaki, jari kaki dan kuku berwarna kuning, sedangkan jantan dewasa tumbuh taji. Warna paruh dan bentuk jengger pada ayam ini baik jantan maupun betina sudah seragam yaitu berwarna kuning dan berbentuk single comb. Hal ini dapat dijadikan standarisasi untuk seleksi dalam meningkatkan kemurnian ayam Merawang.
Sekilas penampilannya mirip dengan Ayam Lingnan, hal ini karena terdapat kesamaan leluhurnya yang juga berasal dari Negri Tirai Bambu. Perbedaan Ayam Merawang dan Lingnan hanya pada asal wilayahnya, kalau dari Bangka disebut ayam Merawang, sedangkan kalau dari China disebut ayam Lingnan. Ayam Merawang mulai masuk usia bertelur postur badan mulai membulat,dan sebagian ada corak hitam bintik pada leher, kaki besar pendek, sedangkan ayam Lingnan yang ada di Indonesia badannya tidak terlalu bulat. Mungkin hal ini disebabkan karena telah beradaptasi dengan kondisi lingkungan di tanah air atau karena faktor lainnya.
Tata Cara Beternak Ayam Merawang
Cara yang diterapkan dalam pemeliharaan yang baik dan benar yaitu:
Pemilihan bibit yang berkualitas
Anak ayam (DOC) calon bibit yang baik sangat menentukan percepatan perkembangbiakan. Pemilihan bibit ayam (DOC) yang berkriteria unggul meliputi galur murni, tidak cacat kaki, paruh normal, mata jernih, terang dan bulat, pergerakan lincah dan sehat, kaki kuat serta berdiri tegak serta bulu halus dan mengkilat.
Manajemen perkandangan
Sistem perkandangan dalam pemeliharaan ayam merawang betina secara intensif, yaitu dengan sistem kandang battery sedangkan ayam merawang jantan secara semi intensif dengan sistem kandang ren, halaman berpagar sebagai halaman untuk excercise.
Pakan
Pemberian pakan secara terukur baik dari segi nutrisi maupun frekuensi pemberian. Pakan yang diberikan adalah campuran dedak 25 %, jagung 50 % dan konsentrat 25 % dengan pemberian pakan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore sedangkan air minum diberikan secara adlibitum.
Pengendalian Penyakit
Pengendalian penyakit dengan biosecurity secara teratur, Sebagai bentuk pencegahan masuknya penyakit diperlukan desinfeksi kandang secara berkala terhadap kandang dan peralatannya.
Pembudidayaan
Pemuliabiakan dengan mengatur perkawinan. Teknik perkawinan yang dilakukan melalui penerapan perkawinan alami dengan rasio jantan dan betina 1:5.
Untuk hasil maksimal dalam beternak unggas bisa menerapkan SOP pada ternak ayam broiler ala Drh. Antimon Ilyas, MSc., PhD. (Kyoto University).